Sudut Pandang

BERAS BANSOS LEBARAN

OLEH : ENTANG SASTRAATMADJA

Tempo.Com merilis operator pangan sekelas Perusahaan Umum atau Perum Bulog, sekarang ini tèngah menunggu data dari Kementerian Sosial (Kemensos) untuk menyalurkan beras yang menjadi bantuan sosial atau bansos Lebaran. Hal ini diungkap Direktur Bisnis Perum Bulog beberapa waktu lalu. Febby Novita mengatakan sudah ada perintah dari Presiden Joko Widodo.

Selain itu, sudah ada surat dari Badan Pangan Nasional atau Bapanas untuk penugasan penyediaan beras bansos pangan menjelang Lebaran. Beras bansos Lebaran itu akan dibagikan kepada 21 juta KPM (Kelompok Penerima Manfaat) di seluruh Indonesia. Setiap KPM akan mendapat 10 kilogram beras setiap bulan. Jika ditotal, tiap KPM akan mendapat 30 kilogram beras dalam tiga bulan.

Soal menyalurkan bantuan beras ke KPM agar tepat waktu dan tepat sasaran, sebetulnya bagi Perum Bulog, bukanlah hal yang baru. Perum Bulog cukup piawai dan berpengalaman dalam menjalankan kegiatan seperti itu. Tentu kita ingat bagaimana Perum Bulog menyalurkan Program Beras untuk Masyarakat Miskin (RASKIN) yang kemudian berganti nama menjadi Program Beras Sejahtera (RASTRA).

Begitu pula dengan Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), Perum Bulog telah memperlihatlan kelasnya selaku lembaga pangan yang profesional dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Itu sebabnya, selama data yang diterima Perum Bulog tepat dan akurat, kita tidak perlu ragu terhadap kelancaran program Bantuan Beras Lebaran ini. Hanya, ceritanya akan lain jika data yang diberikan Kemensos amburadul.

Kehadiran Beras Bansos Lebaran, tentu sangat ditunggu oleh KPM. Di tengah kesulitan Pemerintah dalam menurunkan harga beras di pasaran, adanya Beras Bansos Lebaran betul-betul merupakan “dewa penolong” bagi masyarakat yang selama ini belum diuntungkan dengan adanya pembangunan. Mereka tetap sengsara dan butuh bantuan guna menyambung nyawa kehidupan.

Namun begitu, sekalipun berdasar pengalaman Perum Bulog cukup piawai dan memiliki jam terbang cukup tinggi dalam menyalurkan Beras kepada KPM, tidak ada salahnya bila Perum Bulog terus berkreasi dan berinovasi untuk melahirkan terobosan cerdas dalam mempisisikan diri sebagai operator pangan yang semakin profesional.

Berbagai kelemahan dan kekurangan yang selama ini dihadapi Perum Bulog, tentu harus diperbaiki dan disesuaikan dengan suasana kekinian. Perum Bulog jangan sampai terlena dengan kebesaran masa lalu. Pimpinan Perum Bulog, baik Dewan Pengawas dan Dewan Direksi di Pusat dan Aparat Perum Bulog di daerah, dituntur untuk memberi pelayanan terbaik bagi rakyat.

Beras Bantuan Lebaran, harus benar-benar dijaga kualitasnya. Pengalaman buruk masa lalu, seperti beras yang dibagikan dalam Progran RASKIN, dipastikan tidak bakal terjadi, seperti adanya beras yang banyak kutunya, beras yang bau apek dan berwarna kusam karena terlalu lama disimpan, dan lain sebagainya. Perum Bulog harus berani menjamin beras yang disalurkan adalah beras yang layak untuk dikonsumsi manusia.

Disini citra Perum Bulog dipertaruhkan. Sebagai operator pangan, Perum Bulog perlu serius dalam menerima kehormatan dan tanggungjawab yang diberikan Pemerintah. Atas hal yang demikian, Perum Bulog tentu harus berani membuka diri terhadap saran dan pandangan kritis yang disampaikan para pihak. Perum Bulog jangan alergi terhadap pemikiran baru yang memang berguna untuk kepentingan ke depan.

Perum Bulog hari ini, memang butuh direvitalisasi. Perum Bulog tidak boleh lagi asyik sendiri dalam menjalankan peran dan fungsinya. Namun dengan kedudukannya sebagai lembaga parastatal, Perum Bulog harus siap menjawab tantangan dan perubahan yang terus bergulir. Keluarga Besar Perum Bulog penting menjadikan Perum Bulog siap memasuki era 4.0 atau bahkan 5.0.

Beras Bansos Lebaran hanya digarap satu kali dalam setahun. Tidak dilakukan setiap bulan. Agar pemberi tugas tidak kecewa, Perum Bulog pasti perlu berkiprah yang terbaik demi kelancaran progran tersebut. Ini berarti, Perum Bulog penting membuat desain perencanaan yang utuh, holistik dan komprehensif. Sedini mungkin sudah diantisipasi, perencanaan yang disusun bakal sama dalam pelaksanaannya.

Prinsip Sukses Perencanaan = Sukses Pelaksanaan, senantiasa akan tertanam dalam pola pikir dan pola tindak Aparat Perum Bulog di seluruh Tanah Air. Dalam hal ini, penting dibangun “network thinking” diantara sesama Aparat Perum Bulog. Apa yang menjadi pemikiran Direksi Perum Bulog terkait dengan program Beras Bantuan Lebaran, harus sama dengan apa yang dipikirkan oleh Pimpinan Perum Bulog di Daerah.

Kita percaya Perum Bulog telah melakukan persiapan cukup matang dalam menyelenggarakan Program Beras Bantuan Lebaran. Secara konseptual, pasti telah dirancang cukup baik. Pertanyaannya adalah bagaimana dengan pelaksanaannya di lapangan ? Bagaimana kesiapan seluruh Aparat Perum Bulog sebagai pelaksana teknis di lapangan ?

Lalu, bagaimana dengan proses pendampingan, pengawalan, pengawasan dan pengamanan nya ? Bagaimana dengan pendekatan deteksi dini, sekiranya muncul hal-hal yang tak diinginkan ? Hal ini penting dicermati, karena kalau saja program mulia ini hanya dijalankan sebagai gugur kewajiban, ditakutkan tidak akan mencapai target yang ditetapkan.

Rencana nya tahap pertama program beras bantuan lebaran akan menggelinding bulan Maret 2023. KPM akan menerima 10 kg beras. Masyarakat tentu akan senang menerima nya. Apalagi saat ini harga beras di pasar masih merangkak naik. Situasi ini betul-betul merisaukan, karena berdasar pengalaman menjelang Lebaran harga bahan kebutuhan pokok cenderung bakal naik. Termasuk di dalamnya beras. Mari kita cermati bersama.

(PENULIS, KETUA HARIAN DPD HKTI JAWA BARAT).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *