Keberadaan kain tenun endek Bali yang mempunyai ciri khas baik dari motif warna serta kualitasnya kini mengalami degradasi dan permasalahan sulitnya mendapatkan bahan baku, pemasaran serta hadirnya produk luar yang menggunakan mesin. Untuk itu, Pemerintah Provinsi Bali melalui Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Bali terus berupaya untuk menjaga dan melestarikan kain tentun Bali, salah satunya dengan menghimpun para IKM Bali untuk berpatisipasi dalam memamerkan hasil karya tenunnya pada IKM Bali Bangkit yang rutin dilaksanakan oleh Dekranasda Provinsi Bali.
“Hal ini dilakukan agar para penenun IKM kita memiliki ruang untuk menampilkan karya-karyanya, diharapkan semakin seringnya produk tenun dipamerkan maka masyarakat dapat semakin menumbuhkan kecintaanya terhadap kain tenun, karena upaya pelestarian kain tenun diharapkan tidak hanya dalam kata tapi melalui tindakan nyata”, ucap Ketua Dekranasda Provinsi Bali Ny. Putri Suastini Koster, dalam sambutan pada acara Fashion Show Perangkat Daerah Dinas Sosial P3A dan Sekwan DPRD Bali, di Gedung Ksirarnawa-Artcenter, pada Kamis (3/2).
Selanjutnya, Bunda Putri sapaan akrabnya menyampaikan bahwa tanggung jawab terhadap keberadaan dan pelestarian produk kearifan lokal Bali, salah satunya Kain Tenun Endek Bali, merupakan kewajiban setiap elemen masyarakat Bali tanpa terkecuali dan alasan, sehingga kain khas Bali ini bisa tetap eksis, dan memiliki nama di luar daerah sendiri.
“Sebagai Ketua Dekranasa, memang tanggung jawab saya untuk mengajak masyarakat dalam upaya pelestarian kain endek, seperti saat kondisi pandemi pun, saya terus mencari solusi bagaimana cara para penenun kita survive sehingga kain-kain endek dapat terus diproduksi, akhirnya berbagai upaya terus dilakukan salah satunya mengadakan pemeran IKM Bali Bangkit ini. Diharapkan dengan ini para pengerajin tetap memiliki ruang eksplorasi sehingga mampu bertahan bahkan bisa bangkit saat situasi sulit sekalipun,” ujar Istri Gubernur Bali itu.
Ditambahkan oleh Ny Putri Suastini Koster, kain endek sudah terancam kepunahan, dikarenakan bahan baku semakin langka dan mahal, serta serbuan kain-kain dari luar yang belum tentu baik kualitasnya. Untuk itu kedepannya, Putri Koster berharap Bali bisa kembali menanam kapas, sehingga bahan baku benang tidak dibeli lagi dari luar dan para penenun dapat bekerja maksimal dalam mempersembahkan hasil-hasil karyanya.
“Saya harap kita bisa seperti India, kainnya dipakai oleh dunia tapi yang memproduksi India sendiri karena mereka sangat mencintai kainnya. Untuk itu mari bersama-sama kita cintai produk tenun asli Bali kita, sehingga suatu saat bisa tercapai kata pelestarian yaitu menenunnya di Bali, memakainya orang Indonesia, dan menjualnya kepada orang-orang di dunia”, harap Putri Koster.
Selanjutnya, Putri Koster berharap acara yang dimulai dari OPD Pemprov Bali ini dapat diketok tularkan kepada masyarakat yang ada di Bali, sehingga bersama-sama mulai mencintai, memakai dan melestarikan kain tenun endek Bali.
Hadir pula dalam kesempatan tersebut Ketua Dharma Wanita Persatuan Provinsi Bali, Kepala Disperindang Provinsi Bali, Kepala Dinas Sosial P3A Provinsi Bali, serta undangan terkait lainnya.