Bangli – Pengolahan merupakan salah satu bagian penting yang dapat mempengaruhi mutu kopi selain bahan baku dan kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM). Secara umum tingkat pengetahuan dan keterampilan petani sudah cukup dalam melakukan proses pengolahan kopi yang baik. Namun masih ada beberapa kelompok tani yang belum paham dan tidak melakukan proses pengolahan kopi yang baik dan benar sehingga menyebabkan mutu kopi kurang baik dan tidak konsisten. Kondisi ini dialami oleh kelompok Harapan Maju yang bergerak dalam bidang budidaya tanaman kopi Arabika, pengolahan dan pemasaran. Disamping itu, kelompok yang memiliki anggota 28 orang sudah mengembangkan kegiatan kearah Agrowisata. Beberapa permasalahan yang dihadapi oleh kelompok Harapan Maju diantaranya 1) pengolahan kopi dilakukan secara fermentasi basah sehingga mutu kopi yang dihasilkan rasanya lebih asam dan banyak menggunakan air sehingga tidak efesien, 2) proses pengeringan biji kopi dilakukan secara alami dengan sinar matahari sehingga proses pengeringan berlangsung lama dan mutu biji kopi yang dihasilkan kurang baik serta berpotensi ditumbuhi jamur, dan 3) kemampuan bahasa Inggris pengurus kelompok masih kurang sehingga pengembangan kearah agrowisata berjalan lambat. Berdasarkan permasalahan diatas maka tim pengabdi dari Universitas Warmadewa melakukan kegiatan pengabdian pada tanggal 4 April 2023. Tim pengabdi terdiri dari Dr.Ir. I Gede Pasek Mangku, MP selaku ketua tim dan I Made Astu Mahayana, S.S., M.Hum sebagai anggota tim. Pada kegiatan ini juga melibatkan 5 mahasiswa terdiri 2 mahasiswa Ilmu dan Teknologi Pangan dan 3 mahasiswa Sastra Inggris. Tujuan dari kegiatan pengabdian ini adalah untuk membantu memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh kelompok Harapan Maju. Untuk memecahkan permasalahan tersebut maka ada beberapa upaya dilakukan oleh tim pengabdi yaitu dengan meningkatkan kapasitas (pengetahuan dan keterampilan) kelompok melalui pembinaan dan pendampingan. Kegiatan yang diberikan adalah dalam bentuk penyuluhan, diskusi dan praktek. Materi yang diberikan diesuaikan dengan permasalahan yang dihadapi yaitu: 1) Teknik pengolahan kopi dengan proses fermentasi kering yang dapat menghasilkan mutu kopi yang lebih baik dan tidak boros air, 2) Teknik pengeringan biji kopi dengan menggunakan solar dryer sehingga biji kopi yang dihasilkan mutunya lebih baik, waktu pengeringan lebih cepat dibandingkan dengan pengeringan sinar matahari dan 3) memberikan pelatihan dalam menggunakan bahasa Inggris yang praktis dalam menghandel tamu mancanegara.
Hasil kegiatan menunjukkan pengetahuan dan keterampilan kelompok Harapan Maju mengalami peningkatan dan mampu melakukan proses pengolahan kopi dengan cara fermentasi kering. Sedangkan untuk proses pengeringan dengan solar dryer bisa dipahami dan diterima oleh kelompok namun belum bisa diterapkan karena sarana pengeringan solar dryer belum dimiliki. Peningkatan pengetahuan dan keterampilan berbahasa Inggris pengurus kelompok juga mengalami peningkatan hal ini dapat dilihat dari praktek langsung yang dilakukan kemampuan berbahasa inggris sudah lebih baik. Kemampuan berbahasa Inggris bagi kelompok sangat dibutuhkan untuk mengembangkan agrowisata yang direncanakan disamping itu kelompok ini juga berdekatan dengan daerah wisata seperti Gunung Batur, Pura Batur dan Kintamani yang banyak dikunjungi tamu dari mancanegara. Pengembangan Agrowisata oleh kelompok Harapan Maju sangat terkait dengan mutu kopi yang dihasilkan. Karena kopi menjadi salah satu kebutuhan bagi wisatawan baik sebagai welcome drink ataupun oleh-oleh (souvenir). Kelompok sangat berharap agar kegiatan pengabdian dalam bentuk pendampingan dan pembinaan dapat dilakukan secara berkelanjutan sehingga aktifitas dan produktivitas kelompok dapat berjalan serta berkembang. Untuk melihat perkembangan dari kegiatan pengabdian yang sudah dilakukan maka tim pengabdi akan melakukan evaluasi terhadap kelompok dalam beberapa waktu kedepan.