Denpasar, Seiring dengan perkembangan teknologi, sarjana pertanian mestinya mampu mengadopsi teknologi kecerdasan buatan (AI). Penegasan tersebut disampaikan oleh Dekan Fakultas Pertanian Universitas Warmadewa (FP-Unwar) Prof. Dr. Ir. Luh Suriati, M.Si. usai acara Pelepasan Sarjana Fakultas Pertanian Universitas Warmadewa ke-74 Periode II di Denpasar pada Rabu (22/5).
“Dalam era digitalisasi dan revolusi industri 4.0, teknologi AI telah menjadi bagian integral dalam berbagai sektor, termasuk pertanian. Dengan menggunakan AI, petani dapat meningkatkan efisiensi produksi, mengoptimalkan penggunaan sumber daya alam, dan menghadapi tantangan yang dihadapi oleh sektor pertanian” kata Luh Suriati.
Luh Suriati menekankan bahwa sarjana pertanian harus memiliki pemahaman mendalam tentang bagaimana mengimplementasikan dan memanfaatkan teknologi AI dalam praktik pertanian mereka. Ini termasuk penggunaan sistem perencanaan tanaman berbasis AI untuk memprediksi hasil panen dan mengoptimalkan penggunaan pupuk serta pestisida.
Selain itu, sarjana pertanian juga perlu memahami bagaimana menggunakan data besar (big data) dan analitik untuk menganalisis tren pasar dan membuat keputusan yang lebih terinformasi dalam bidang pertanian.
Dalam acara pelepasan sarjana tersebut, Luh Suriati juga menekankan pentingnya kolaborasi antara sektor swasta dan akademik untuk memfasilitasi transfer pengetahuan dan inovasi dalam bidang pertanian.
“Kami berkomitmen untuk melatih generasi muda sarjana pertanian yang tidak hanya memiliki pengetahuan teoritis tetapi juga keterampilan praktis dalam menggunakan teknologi canggih,” ujar Luh Suriati.
Universitas Warmadewa berkomitmen untuk tetap menjadi pusat inovasi dalam pendidikan pertanian di Indonesia dengan fokus pada integrasi teknologi canggih seperti AI untuk meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan sektor pertanian.