Agro

PUPUK KOMPOS BERBASIS LIMBAH KULIT KOPI

Belantih, 19 Juli 2002 – Kelompok Wanita Tani Widya Pertiwi sebagai penghasil limbah kulit kopi belum sepenuhnya mampu mengelola dan menghasilkan pupuk organik kompos hingga dipasarkan, sehingga berlimpahnya limbah di kelompok masih belum tertangani dengan baik dan berpotensi mencemari lingkungan. Oleh karena itu perlu upaya pengembangan untuk mengatasi masalah limbah ini dengan cara mengolah limbah kulit kopi menjadi kompos. Kompos yang merupakan hasil fermentasi dari limbah kulit kopi yang diperkaya dengan limbah pemangkasan tanaman kopi, sekam padi yang dipercepat dengan disiram merata dengan larutan fermentor dan molase. Pupuk kompos bila diaplikasikan ke tanah dapat meretensi hara dan air, meningkatkan kehidupan mikroba dalam tanah dan memperbaiki kesuburan tanah dan hasil tanaman. Dalam kegiatan PKM ini, mitra akan diperkenalkan dan dilatih tentang teknologi pembuatan kompos dan pengelolaan usaha tani kopi hingga memberikan nilai tambah ekonomi bagi kelompok mitra.
Permasalahan yang ditemukan di mitra adalah masalah limbah kulit kopi yang belum tertangani dengan baik, dan masalah transfer teknologi pembuatan pupuk kompos yang belum sepenuhnya dipahami di mitra, serta masalah manajemen usaha tani yang terkait dengan penguatan kelompok. Pengabdian di Desa Belantih ini dilaksanakan melalui pelatihan, penyuluhan, serta pembinaan dan pendampingan. Hasil yang diperoleh dari program PKM berupa paket teknologi pembuatan pupuk kompos. Target PKM yang ingin dicapai berupa paket teknologi pembuatan kompos hingga pengemasan dan penguatan manajemen usaha kelompok yang optimal dan terintegrasi sumber daya alam yang tersedia.
Dalam kegiatan Program Kemitraan Masyarakat (PKM) ini, diperkenalkan proses pembuatan kompos berbasis limbah kulit kopi dengan teknologi fermentasi sederhana. Dari Pengabdian yang dilakukan hari ini, respon masyarakat dalam hal ini Kelompok Wanita Tani Widya Pertiwi sangat baik. Hal ini terlihat dari antusias peserta atau banyaknya pertanyaan yang disampaikan kepada tim penyuluh terkait teknologi pembuatan kompos dan manfaatnya untuk pertanian. Setelah selesai penyuluhan dan tanya jawab, langsung dilakukan praktek alih teknologi pembuatan kompos. Kompos yang dihasilkan dapat diaplikasikan ke tanah pertanian untuk memperbaiki sifat fisik tanah yang secara keseluruhan memulihkan kesuburan tanah. Mengingat manfaat dan potensi bahan baku kulit kopi sangat melimpah, maka prospek pengembangan pupuk kompos sangat baik ke depannya.
Setelah selesai praktek pembuatan kompos juga dilakukan serah terima alat mesin pencacah daun dan ranting kepada kelompok tani Widya Satwa oleh ketua tim Dr. Ir. Yohanes Parlindungan Situmeang, M.Si kepada ketua kelompok Ni Wayan Sukarini. Dengan penyerahan mesin pencacah ini diharapkan kelompok dapat memanfaatkan mesin ini untuk membantu kelompok mengecilkan ukuran dari limbah daun dan ranting bekas pemangkasan kopi. Daun dan ranting yang sudah halus ini diharapkan dapat mempercepat proses pengomposan.
Pengabdian masyarakat dilaksanakan oleh oleh Tim Pengabdian Pada Masyarakat Unwar Diketuai oleh Dr. Ir. Yohanes Parlindungan Situmeang, M.Si. dengan anggota tim Dr. Ir. I Dewa Nyoman Sudita, M.P. dan Ketut Selamat, SE. M.Si. serta melibatkan 6 orang mahasiswa MSP PPs Unwar yaitu I Gusti Nyoman Arthanawa, Afelinus Rematwa, Marselina Ngongo, Sastra Eli Waruwu, Stefanus Nahak, dan I Komang Suwedi. Pengabdian ini terlaksana berkat kerjasama yang baik dengan Mitra Kelompok Wanita Tani Widya Pertiwi, Desa Belantih Kec Kintamani yang beranggotakan 20 orang, yang diketuai oleh Ni Wayan Sukarini. Dalam pengabdian ini, selain dihadiri KWT Widya Pertiwi juga dihadiri oleh kelompok tani Dharma Kriya.
Hasil yang diperoleh dari program PKM yaitu berupa paket teknologi pembuatan pupuk organik kompos berbasis limbah kulit kopi dan perbaikan manajemen melalui penguatan kelembagaan kelompok yang optimal dan terintegrasi dengan sumber daya alam yang tersedia. DS

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *