Agro News

Inovasi Teknologi Hijau Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Denpasar. Inovasi teknologi hijau kini disebut-sebut menjadi salah satu Solusi dalam pemulihan ekonomi. Teknologi hijau dapat menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan efisiensi energi, dan mengurangi emisi gas rumah kaca.

Hal tersebut disampaikan Dekan Fakultas Pertanian Universitas Warmadewa Prof. Luh Suriati, M.Si saat pembukaan webinar internasional yang membahas tentang ‘Inovasi Teknologi Hijau dalam Mendorong Pertumbuhan Ekonomi’ yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Program Studi Agroteknologi (HMPS Agroteknologi), Fakultas Pertanian, Universitas Warmadewa pada hari Sabtu, 23 Maret 2024.


“Pengetahuan dan wawasan baru tentang bagaimana teknologi hijau dapat mendorong pemulihan ekonomi menjadi penting saat ini, di tengah situasi yang penuh tantangan. Apalagi Pandemi Covid-19 yang telah berlangsung selama dua tahun terakhir telah memberikan dampak yang signifikan terhadap berbagai sektor, termasuk ekonomi” kata Suriati.


Dr. Nguyen Hoang Nam dari National Economics University, Vietnam yang hadir secara dari sebagai narasumber mengungkapkan upaya mengimplementasikan inovasi teknologi hijau mesti sejalan dengan ekonomi sirkular. Teknologi hijau di masa depan tidak dapat dihindari karena di masa depan segala sesuatu akan terbatas dan cara baru untuk produksi yang berkelanjutan dan sirkular akan dibutuhkan.

“Hingga saat ini hanya 9% dari ekonomi dunia yang bersifat sirkular, sisanya 91% masih bersifat linier, masih banyak ruang dan peluang untuk memasuki pasar ekonomi sirkular, dan menciptakan ekonomi hijau berkelanjutan yang lebih baik” papar Nguyen.


Menurut Nguyen, teknologi hijau adalah salah satu jenis teknologi yang akan merestrukturisasi masa depan seperti; pertanian baru dan rekayasa hijau baru karena dunia saat ini membutuhkan 1,6 sumber daya bumi untuk menopang kehidupan di planet ini dan semua orang membutuhkan cara yang lebih berkelanjutan dalam menggunakan sumber daya yang tersedia. Saat ini kegiatan seperti pertambangan menghasilkan lebih banyak limbah daripada produk, sistem industri baru perlu direstrukturisasi dan didesain ulang sehingga dapat mencapai sesuatu yang lebih regeneratif dan berkelanjutan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *